Rabu, 22 Oktober 2008

Terobosan Baru: Sekolah-Sekolah di Georgia (Amerika Serikat) Diizinkan Mengajarkan Penciptaan

Darwinisme adalah teori yang didukung demi mempertahankan filsafat materialis. Inilah alasan utama di balik kegigihan para pendukung Darwinisme dalam menolak bantahan terhadap teori mereka. Sudah sejak lama, khususnya di dunia Barat, mereka yang menyampaikan sanggahan terhadap teori evolusi telah diserang dengan berbagai cara: media masa yang memojokkan mereka, mereka diberhentikan dari pekerjaan mereka di sekolah-sekolah, pengadilan yang melarang pengajaran teori-teori selain evolusi.

Tapi bukti-bukti ilmiah kini tidaklah berada di pihak para evolusionis, karenanya kini mereka mulai kehilangan dasar berpijak mereka. Selama beberapa dekade terakhir, bantahan terhadap dogma Darwinis telah dilontarkan oleh bebagai kalangan masyarakat ilmiah. Hal ini memunculkan pemahaman dan sadarnya masyarakat tentang kepalsuan teori evolusi dan bukti-bukti yang membenarkan penciptaan. Selama beberapa tahun terakhir, kesadaran ini berpengaruh pada sistem pendidikan di Amerika Serikat. Pelarangan dogmatis terhadap pengajaran “Kreasionisme” – yakni pandangan bahwa kehidupan di Bumi adalah hasil karya cipta Sang Pencipta – kini dipertanyakan dan dihapuskan di sejumlah negara bagian.

Terobosan terkini yang meruntuhkan tembok penghalang bentukan dogmatisme Darwinis ini terjadi di Georgia, salah satu negara bagian di wilayah tenggara Amerika Serikat. Situs ABC News melaporkan berikut ini:

Dewan pengurus distrik sekolah kedua terbesar di Georgia melakukan pemungutan suara pada Kamis malam guna memperbolehkan para guru untuk mengajarkan kepada para siswa beragam pandangan tentang asal-usul kehidupan, termasuk kreasionisme. Usulan tersebut, yang disetujui secara bulat oleh dewan pengurus sekolah di wilayah Cobb, menyatakan bahwa distrik meyakini bahwa “perbincangan seputar berbagai pandangan yang diperselisihkan tentang berbagai masalah akademis adalah unsur yang diperlukan dalam rangka memberikan pengajaran yang berimbang, termasuk pelajaran tentang asal-usul spesies.”…

Para pendukung usulan ini, termasuk seorang murid sekolah menengah bernama Michael Gray, mengatakan keputusan yang dipilih dewan pengurus tersebut mendorong adanya kebebasan akademis. “Saya harus membuat tulisan tentang evolusi dan ada hal-hal yang sebenarnya dapat saya bantah atau kemukakan alasan alternatifnya,” kata Gray, yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Paus. “Saya ingin rekan-rekan saya sesama siswa diberi pilihan dan tidak diberi tahun bahwa teori evolusi adalah kebenaran mutlak.” 1

Kalangan Darwinis sangat merasa terganggu dengan keputusan ini. Yang sungguh aneh adalah bahwa mereka berusaha menempuh jalur pengadilan untuk menghentikan kresionisme, dan bukan jalur intelektual. Sebagaimana laporan ABC News: Barry Lynn, direktur pelaksana pada Americans United for Separation of Church and State (Persekutuan Amerika bagi Pemisahan Agama dan Negara) mengatakan bahwa mereka akan menuntut dewan pengurus wilayah Cobb. “Ini seolah-olah wilayah Cobb tengah memasang papan raksasa bertuliskan ‘tuntutlah saya’, tambahnya. Apa yang tidak disadari oleh Lynn adalah fakta bahwa ia menggunakan cara yang sama sebagaimana peristiwa pengadilan terkenal yang terjadi berabad-abad silam: Upaya untuk membungkam gagasan ilmiah melalui “jalur hukum atau pengadilan”.

Pengadilan ini telah gagal mempertahankan dogma yang diyakininya, yakni model alam semesta Ptolemik. Kalangan Darwinis pun akan mengalami kegagalan serupa dalam upaya mereka mempertahankan mitos bernama evolusi.


Di Negara Bagian Ohio, AS,

Kritikan terhadap Evolusi Masuk dalam Kurikulum Sekolah

Darwinisme sedikit demi sedikit kehilangan pengaruhnya di Amerika Serikat (AS), dan salah satu contoh nyata akan hal ini telah terjadi baru-baru ini, yakni dimasukkannya sanggahan terhadap teori evolusi dalam buku-buku pelajaran di sejumlah negara bagian di AS. Sebagaimana telah disampaikan dalam artikel kami sebelumnya (Another Crack in the Wall: Schools in Georgia (US) are Allowed to Teach about Creation), Georgia adalah negara bagian pertama yang menantang dogmatisme Darwinis, dan memasukkan penelaahan kritis terhadap evolusi dalam kurikulumnya. Baru-baru ini, Dewan Pendidikan Negara Bagian Ohio mewajibkan para pelajar di Ohio untuk mempelajari bukti-bukti yang membantah teori evolusi Darwin.

Dalam sebuah artikel yang ditulis John G. West Jr. dari Discovery Institute yang berpusat di Seattle, sebuah lembaga yang mendukung penelaahan kritis atas Darwinisme, kemunduran terus-menerus yang dialami Darwinisme, kefanatikan para pendukungnya, serta cara-cara kasar yang mereka gunakan diuraikan dengan lugas:

Setelah perdebatan selama berbulan-bulan, Dewan Pendidikan Negara Bagian Ohio dengan suara bulat menetapkan pedoman baku ilmu pengetahuan pada tanggal 10 Desember yang mewajibkan para pelajar di Ohio untuk mengetahui “bagaimana para ilmuwan terus-menerus mengkaji dan meneliti secara kritis berbagai aspek dari teori evolusi.

Ohio menjadi Negara Bagian pertama yang mewajibkan para siswanya agar tidak sekedar mempelajari bukti ilmiah yang mendukung teori Darwin akan tetapi juga bukti ilmiah yang menentangnya… Para pelajar di Ohio akan perlu memahami berbagai sanggahan ilmiah terhadap teori Darwin untuk dapat lulus ujian tingkat akhir di sekolah lanjutan tingkat atas.

Ohio bukanlah satu-satunya tempat di mana para stafnya memperluas ruang lingkup kurikulum dengan memasukkan pengajaran tentang penolakan terhadap evolusi. Di bulan September, distrik sekolah wilayah County di negara bagian Georgia, yang termasuk salah satu distrik sekolah pinggiran kota terbesar di Negara bagian tersebut, mengambil sebuah kebijakan yang mendorong para guru untuk memperbincangkan “pandangan-pandangan evolusi yang diperselisihkan” sebagai bagian dari pengajaran yang “seimbang”. Dan tahun lalu, dalam laporan konferensi menyambut undang-undang tentang seruan agar anak-anak tidak tertinggal mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, Konggres menyeru sekolah-sekolah untuk mengajarkan para murid “keseluruhan pandangan ilmiah yang beragam” ketika membahas pokok-pokok bahasan ilmiah yang dipersengketakan “seperti teori evolusi biologi”.

Setelah bertahun-tahun dipojokkan, para penentang teori Darwin tampaknya mengalami kemajuan. Apa yang tengah terjadi? Dan mengapa baru sekarang?

Ada dua perkembangan penting yang menyebabkan hal ini terjadi.


Pertama-tama, terdapat kesadaran yang semakin meningkat di kalangan masyarakat tentang cara pengajaran evolusi di banyak sekolah yang ternyata tidak pada tempatnya. Buku berjudul “Icons of Evolution” (Butir-Butir Penting Teori Evolusi) karya Jonathan Wells menjadikan semakin banyak orang tahu betapa buku-buku pelajaran biologi masih saja memuat “butir-butir penting” evolusi yang tidak meyakinkan, dan tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang layak oleh banyak ahli biologi. Gambar-gambar embrio yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran teori Darwin tentang nenek moyang yang sama masih saja ditampilkan di banyak buku pelajaran, padahal ini adalah fakta memalukan yang telah terbongkar sebagai pemalsuan yang sengaja dibuat oleh Darwinis asal Jerman, Ernst Haeckel. Buku-buku pelajaran juga terus-menerus memuat mikroevolusi pada ngengat sebagai bukti yang mendukung kebenaran mekanisme seleksi alamnya Darwin meskipun penelitian yang mendasarinya kini dipertanyakan oleh banyak pakar biologi.

Ketika mengajarkan para siswa ilmu pengetahuan secara apa adanya, buku-buku pelajaran mengabaikan perdebatan ilmiah yang sesungguhnya dan seringkali seru seputar teori evolusi. Misalnya, sedikit saja siswa yang pernah mempelajari perdebatan sengit yang dimunculkan oleh Ledakan Kambrium, yakni kemunculan serentak dan tiba-tiba beraneka ragam makhluk hidup yang kompleks lebih dari 500 juta tahun yang lalu, yang tampaknya di luar jangkauan kemampuan mekanisme seleksi alam untuk mendorong terjadinya perubahan biologis.

Para guru yang mengajarkan masalah-masalah tak terpecahkan dari Darwinisme seringkali menghadapi penganiayaan oleh mereka yang hanya dapat dijuluki sebagai polisi Darwinisme. Di Negara bagian Washington, seorang guru biologi yang sangat dihormati yang ingin mengajarkan kepada para siswanya tentang perdebatan ilmiah seputar hal-hal seperti gambar embrio Haeckel dan populasi ngengat, dikeluarkan dari sekolahnya oleh para pendukung Darwinisme setempat…


Perkembangan kedua yang mendorong kemajuan yang dicapai para penentang Darwin adalah terhapusnya prasangka buruk peninggalan masa lalu.

Selama bertahun-tahun, para pendukung Darwinisme berhasil membungkam diskusi publik tentang evolusi Darwin dengan melecehkan siapa saja yang mengkritik Darwin sebagai penafsir harfiah Bible yang hendak menyelundupkan bab Genesis ke dalam pelajaran biologi. Para Darwinis masih saja mencoba siasat ini, namun tuduhan mereka semakin lama malah semakin tidak terbukti, bahkan justru tidak masuk akal. Bukan penyeru Bible yang tidak berpendidikan, sebaliknya, para penentang baru teori evolusi ini malah bergelar doktor di bidang biologi, biokimia, matematika dan berbagai disiplin ilmu lain yang terkait dari berbagai universitas sekuler, dan banyak dari mereka mengajar atau melakukan penelitian di universitas-universitas Amerika. Mereka ini para ilmuwan seperti biokimiawan dari Universitas Lehigh Michael Behe, pakar mikrobiologi di Universitas Idaho Scott Minnich, dan filsuf asal Universitas Baylor William Dembski yang juga seorang matematikawan.

Daftar para penentang Darwin dari kalangan akademisi ini semakin bertambah. Selama setahun terakhir, lebih dari 150 ilmuwan – termasuk para staf dan peneliti di berbagai institusi seperti Yale, Princeton, MIT, dan the Smithsonian – memberikan pernyataan yang mengungkapkan keraguan mereka akan kebenaran pernyataan utama neo Darwinisme yang mengatakan bahwa “mutasi acak dan seleksi alam” mendorong kemunculan keanekaragaman kehidupan.”( 1)

Tampaknya, redupnya Darwinisme secara cepat di Amerika Serikat akan berlanjut terus di tahun-tahun mendatang. Mungkin hanya dalam kurun waktu beberapa puluh tahun lagi masyarakat akan bertanya-tanya bagaimana sebuah teori yang tidak berdasarkan fakta semacam ini dapat menjadi kaidah ilmiah di sepanjang abad ke-20. Dan mereka pun akan menyadari fakta yang selama ini disembunyikan oleh para pendukung Darwinisme: Bahwa kehidupan di bumi bukanlah muncul menjadi ada atau terjadi akibat kekuatan alamiah yang bekerja secara acak, namun hasil ciptaan sang Pencipta.


Disalin dari Harun Yahya.com

Tidak ada komentar: